Teknik Rangsang Merangsang Untuk Mengajar Puisi

Teknik Rangsang Merangsang Untuk Mengajar Puisi

Beberapa waktu lalu saya pernah memposting salah satu teknik mengajarkan puisi, yaitu Poems for Two Voices. Ternyata cukup banyak juga yang membacanya. Peminatnya lebih banyak dibanding artikel-artikel lain di blog ini. Mungkin karena metode itu unik dan mudah diterapkan, sampai-sampai pernah digunakan sebagai PTK dan menjadi juara I Tingkat Nasional.

Untuk artikel kali ini saya akan membagikan satu cara mengajar puisi lainnya, yaitu teknik rangsang-merangsang. Agak aneh namanya. Namun saya yakin begitu mengenalnya, anda tidak akan kesulitan menerapkannya di kelas.

Sebelum itu kita perlu merefresh dulu apa pentingnya melatih siswa menulis puisi. Yang sering terjadi adalah guru hanya serius mengajar puisi dan memperbanyak porsi latihan kalau sedang menghadapi lomba. Kalau pembelajaran biasa, jarang sampai serius mencari teknik apa yang terbaik dan membuat anak betul-betul mencintai puisi.

Kalau anda benar-benar sedang menyiapkan putra-putri yang sukses di masa datang, puisilah salah satu jembatannya. Ada banyak manfaat yang bakal diperoleh kalau siswa benar-benar menyukai puisi.

5 Manfaat Puisi Bagi Siswa

Menulis puisi itu punya banyak manfaat. Tidak ada alasan bahwa berpuisi itu soal bakat. Tergantung bagaimana guru menyajikan puisi di dalam kelas.

Inilah 5 alasan pentingnya siswa menguasai  puisi:

1. Menemukan potret dunia sekitar

Membaca gambaran dunia sekitar sangat penting untuk mengembangkan otak kanan. Anak didik anda akan terlatih berpikir out of the box, menganalisa lingkungan sekitarnya, serta menemukan hal-hal baru yang tidak banyak orang pikirkan.

2. Menghargai bahasa dan menambah kosa kata

Kekayaan bahasa ada dalam puisi. Pemakaian kata konotatif yang indah memberikan efek kepuasan bagi siswa, disamping terasa menyejukkan bagi yang membaca.

3. Mengenali orang lain lebih dalam

Terutama kalau sedang membuat puisi yang bertemakan tokoh atau peristiwa, siswa akan mencoba mengidentifikasi lebih dalam mulai dari karakternya, sifat, perjuangan, dan sebagainya. Ini sangat positif untuk mencetak siswa yang mau berpikir secara menyeluruh, bukan hanya apa yang tampak di luar.

4. Memahami perasaan mereka sendiri

Pada masa-masa remaja, mustahil siswa menanggalkan perasaan mereka ke dalam dunia sekolah. Rasa hati dan belajar membaur jadi satu. Anda yang mengajar siswa SMA seharusnya lebih mudah, karena anak didik anda sudah memendam beribu-ribu rasa. Tinggal sedikit keyakinan untuk menuangkannya dalam bait-bait puisi.

5. Peka terhadap lingkungan
Efek lanjut setelah siswa berpikir mendalam, ia akan menyadari apa yang boleh dilakukan dan apa yang dilarang oleh lingkungan / masyarakat. Dengan menulis puisi secara jujur dari dalam hati, siswa bukan hanya tahu, tapi betul-betul merasakan apa dan bagaimana dampaknya kalau ia melanggar peraturan-peraturan kehidupan.

Itulah 5 hal yang akan anda perjuangkan. Sekali lagi hanya bagi anda yang serius bermimpi melihat siswa yang sukses di masa datang, yaitu siswa yang lebih menonjolkan cara berpikir otak kanan dibanding otak kiri. Puisi termasuk media untuk optimalisasi otak kanan.

Mudahkah membantu siswa meraih 5 manfaat di atas? Tentu saja tidak. Ada beberapa masalah dan kendala yang anda hadapi berkenaan dengan upaya itu.

Inilah Tantangan Yang Anda Hadapi . . .

Bukan masalah sebenarnya, tapi tantangan. Tantangan berikut ini sejatinya adalah hal-hal yang akan kita selesaikan nanti menggunakan teknik rangsang-rangsang merangsang. Berikut tantangan yang dimaksud:

  1. Sulit menemukan ide
  2. Tak mampu menemukan kata-kata pertama
  3. Minim kosa kata
  4. Kurang biasa terbuka, suka menyembunyikan perasaan
  5. Teori yang salah kaprah tentang puisi

Nah dengan jelasnya tantangan yang anda hadapi, tentu saja butuh teknik mengajar yang tidak biasa, unik dan menyenangkan. Alternatifnya yaitu menggunakan teknik rangsang-merangsang.

Teknik Rangsang-Merangsang Dalam Mengajar Puisi

Teknik ini sama sekali tidak berkonotasi negatif, bukan. Teknik rangsang merangsang berarti kita menggunakan obyek tertentu untuk memunculkan kata demi kata dalam benak siswa, untuk ia susun menjadi bait demi bait puisi. Obyek tersebut sangat dekat dengan kehidupan siswa.

1. Rangsang Peristiwa

Usahakan memilih peristiwa yang dekat dengan dunia siswa. Kalau anda guru SMA, bisa memilih peristiwa berkenaan dengan cinta. Anda bisa memberi batasan, seperti menulis puisi pendek tentang peristiwa cinta yang langsung dialami, dilihat, dan dirasakan oleh siswa sendiri.

Kalau mereka terbuka, inilah puisi-puisi yang mereka ciptakan.

Terpana
Melihatmu
Bak menyapa kesejukan pagi
Kau di sisiku
Aku di dekatmu
Mata hanya jembatan
Hati adalah penghubung

Aspek pentingnya adalah anak jadi peka akan realitas peristiwa yang dialami. Mau menggambarkan dalam bentuk kata-kata.

Dan lihatlah, dari satu peristiwa saja anda akan melihat respon yang beragam dari para siswa. Karena mereka menangkap dengan caranya sendiri-sendiri. Tentang “patah hati” misalnya. Ada siswa yang menanggapinya serius, ada yang main-main, ada pula yang menjadikannya humor, dan mungkin ada lagi lainnya.

Semua benar dan sah. Inilah awal yang baik kalau puisi-puisi itu dimunculkan dari peristiwa pribadi yang pasti menimbulkan suasana, nada, dan gaya tulisan yang berbeda-beda.

Kalau anda beruntung, mungkin akan mendapati puisi seperti ini.

Sajak Luka
Mataku menyapamu
Kau melirikku
Senyum terbaik sedang kusiapkan
Tiba-tiba pacarmu datang
Matih aku!

2. Rangsang Gambar

Teknik ini berarti guru menyajikan gambar untuk merangsang keluarnya ide puisi. Gambar terbaik adalah yang mampu menggerakkan emosi dan perasaan, seperti anak-anak kelaparan, gambar suasana perang, atau bencana alam.

Wajah-wajah anak korban perang

Ada dua pilihan penyajiannya, pertama siswa membuat gambar itu  sendiri, artinya mengungkap dulu gambaran/sketsa yang akan ia gubah menjadi puisi. Dan kedua gambar itu disiapkan oleh guru. Kalau ingin efisien, pilihan kedua lebih tepat.

3. Rangsang Tema Kehidupan

Apa tema paling menyentuh yang ada di sekitar lokasi sekolah? Apakah sampah? Rumah-rumah kumuh? Banjir? Petani gagal panen? Marak pencurian?

Tema-tema itu perlu dikonkritkan terlebih dulu oleh siswa. Ambil satu contoh tema “gagal panen”, siswa harus benar-benar mendalami siapa sosok petani gagal panen yang ia jadikan model, dimana kejadiannya, apa harapannya. Dengan demikian, ide-ide itu akan lebih mudah muncul.

Harapan Terakhir
Padahal kami bukan orang yang bebas menancapkan tanaman
Padi inilah pilihan terakhir
Maka ujian apalagi yang engkau sematkan
Sampai kami gagal lagi, dan lagi
Sampai perut kami menyerah mati?

4. Rangsang Benda Remeh

Ada satu penyair, namanya Joko Pinurba. Ia menulis puisi berawal dari benda sekitar yang tergolong remeh. Dasarnya orang kreatif, hal yang bagi banyak orang dianggap sepele berubah jadi karya besar.

Untuk menerapkan teknik ini, perlu kejelian menemukan benda remah apa yang pas dijadikan inspirasi. Tidak semua benda remeh bisa digamblangkan lebih luas. Berikut ini satu contoh puisi jadinya.

AKIK
Aneh, banyak yang bilang kau indah
Kau mahal idaman tiap orang
Tapi apa . . .
Kau tetaplah sebongkah batu!!
Tapi kau menolak diremehkan
Siapa kau . . .?
Yang bersembunyi di balik wibawamu
Sejatinya kau buruk
Tak lebih indah dari batu apung berjerawat

5. Rangsang Ledekan

Rahasia umum yang selalu anda abaikan, siswa anda sebenarnya sering meledek antara satu dengan lainnya. Kebanyakan hanya berniat bercanda, guyonan. Nah, terbayang kalau kita meminta mereka menuangkan itu menjadi selarik puisi. Pasti akan menghadirkan suasana ramai dan hidup di dalam kelas.

Namun ada syaratnya. Sepakati dulu tidak boleh ada yang marah, jengkel, kesal, sakit hati dengan puisi teman-temannya, karena motifnya hanya ingin bercanda. Batasi juga penggunaan kata-kata, terutama larangan keras memilih kata-kata kotor yang jauh dari etika pelajar.

Nah demikianlah uraian mengenai teknik rangsang merangsang dalam mengajarkan puisi pada siswa. Dengan artikel ini, anda punya lebih banyak opsi lagi untuk memilih metode yang pas dalam mengajar puisi. Sekali lagi, pintar berpuisi bukan soal bakat. Tiap orang harus mau berpuisi. Karena dengan menulis puisi, daya imajinasi dan kreasi orang akan lebih hidup.

Selamat mencoba . . .

Terima kasih telah mengunjungi lapak sederhana ini. Kehadiran dan dukungan Anda adalah penyemangat saya untuk terus menulis dan berbagi informasi tentang pendidikan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.