Simas Eric: Model Mengajar Untuk Siswa Tingkat Menengah

Model Pembelajaran Simas Eric

Dalam beberapa tahun belakang ini, ada tren guru untuk lebih memilih pembelajaran aktif kreatif di kelas. Model mengajar yang hanya membuat siswa duduk pasif perlahan mulai ditinggalkan, diganti dengan cara mengajar yang membuat siswa lebih banyak bekerja dan produktif.

Tentu ini sangat positif dalam menghadapi masyarakat global sekarang ini. Siswa ke depan haruslah berdaya saing dan mampu berkompetisi di segala bidang.

Seperti kita tahu, ada banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan. Kali ini kita akan berkenalan dengan salah satu model yang lebih berpusat pada siswa, yakni Simas Eric.

Kenapa harus menggunakan model ini?

Beberapa kasus menunjukkan banyak siswa yang ke sekolah tanpa modal apa-apa. Mereka hanya belajar kalau ada tugas atau pekerjaan rumah. Nah, model Simas Eric memiliki kelebihan yaitu terintegrasi antara aktivitas siswa di rumah dan di kelas. Ada 6 tahapan dalam pembelajaran ini, dimana 2 diantaranya dilakukan di rumah dan sisanya di sekolah.

Artinya, kita akan “memaksa” mereka membuka buku di rumah demi mengikuti seluruh rangkaian aktivitas belajar.

Itu hanya salah satu kelebihan model ini. Secara keseluruhan, Simas Eric bisa dibilang inovasi pembelajaran yang membuat siswa melalui aktivitas belajar yang menyenangkan. Simas Eric termasuk salah satu model pembelajaran baru yang mulai ditelaah pada tahun 2012.

Baca juga: Gunakan Metode Mnemonic untuk Memudahkan Anak Menghafal

Dalam pembelajaran ini, siswa berkesempatan belajar dan bekerja otonom untuk mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri. Model ini mampu mendisiplinkan siswa dalam membaca dan memahami materi yang akan diajarkan, sehingga setting pembelajaran yang telah dirancang dapat terlaksana dengan maksimal.

Lebih lengkapnya, inilah tahapan model pembelajaran Simas Eric
(SkImming, Mind mApping, QueStioning, Exploring, wRIting, Communicating)

1. Skimming

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi di rumah. Membaca cepat untuk menelaah secara cepat terhadap isi materi, tidak perlu detail. Fokuskan perhatian pada judul bab, subbab, gambar yang ada pada materi, tabel penjelas, grafik, pendahuluan, ringkasan dan berakhir pada kesimpulan.

Tahap pertama ini akan memberikan gambaran menyeluruh tentang isi materi pada bab yang akan dipelajari. Pada tahap inilah permasalahan bahwa banyak siswa yang ditugaskan membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya selalu tidak membaca, bisa teratasi. Teknik membaca skimming dapat menjadi pilihan untuk memaksa siswa mau membaca materi yang ditugaskan.

2. Mind Mapping

Pada tahap kedua ini, guru meminta siswa membuat ringkasan materi dalam bentuk peta pikiran (mind map) yang otentik berdasarkan hasil membaca cepat yang sudah dilakukan. Peta pikiran ditulis tangan pada selembar kertas. Sama seperti skimming, tahap ini juga dilakukan siswa di rumah.

Mind map ini akan membantunya mengorganisir pengetahuan yang baru diperolehnya, serta memudahkan dalam menghubungkan dengan pengetahuan baru yang akan didapatnya saat pembelajaran di kelas. Sudah banyak penelitian yang menyimpulkan pentingnya pembuatan mind map dalam aktivitas belajar, diantaranya adalah membantu seseorang untuk berpikir outside the box.

Itulah 2 tahap awal dari model pembelajaran Simas eric sebagai pekerjaan rumah (PR) bagi siswa. Dengan upaya ini diharapkan siswa sudah punya modal awal untuk kegiatan diskusi kelas yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

3. Questioning

Kegiatan awal siswa dalam pembelajaran di kelas adalah Questioning, yakni mengajukan pertanyaan yang muncul dari pikirannya setelah melewati tahap Skimming dan Mind Mapping. Ini adalah cara menjaga pikiran siswa tetap fokus dan mengingat materi dengan lebih baik.

Pertanyaan yang dituliskan bukanlah pertanyaan yang jawabannya sudah ada di bacaan, namun pertanyaan yang tidak mampu dijawabnya karena membutuhkan eksplorasi lebih. Bisa juga dengan menghubungkan pada peristiwa faktual yang baru saja terjadi.

Disarankan agar siswa membuat pertanyaan dengan kata tanya why (mengapa) dan how (bagaimana). Substansi yang ditanyakan adalah yang penting atau sangat penting bagi siswa terkait dengan isi materi. Jumlah pertanyaan bisa disepakati bersama, dan semua pertanyaan itu dibuat tertulis dan dikerjakan individu.

Setelah selesai membuat pertanyaan, siswa dikumpulkan ke dalam kelompok heterogen.

4. Exploring

Siswa mendalami sendiri pertanyaan yang dibuatnya dengan cara:

  • Membaca kembali materi yang sudah dipelajarinya.
  • Menggali referensi dari sumber lain, seperti koran, majalah, internet, dan buku penunjang lainnya.
  • Berdiskusi dengan anggota kelompok.
  • Melakukan eksperimen/percobaan apabila pertanyaan yang mereka ajukan memerlukan eksplorasi lebih.

Semua kegiatan tesebut dilakukan tujuannya untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam pikiran siswa serta untuk mengingat materi. Saat menjawab pertanyaan siswa dianjurkan untuk tetap fokus pada pokok materi.

5. Writing

Pada tahap ini siswa menuliskan jawaban yang ditemukannya pada lembaran terpisah. Meski dengan bantuan sumber referensi, sangat disarankan bagi siswa untuk menulis secara detail menggunakan kalimatnya sendiri.

Sampai disini siswa sudah memegang 3 tulisan otentik, yaitu peta pikiran, pertanyaan-pertanyaan ekspolaratif, dan jawaban atas hasil eksplorasi/percobaannya.

6. Communicating

Ketiga karya otentik siswa itu dibacakan dan dipresentasikan di depan kelas. Bergantian kelompok satu dengan lain. Kelompok yang tidak presentasi diminta memberikan tanggapan, masukan, atau mengajukan pertanyaan terkait presentasi yang dilakukan. Pada tahap diskusi ini siswa belajar dengan cara kolaboratif, sehingga sangat penting bagi guru untuk membentuk kelompok heterogen di awal agar terjadi tutoring teman sebaya.

Peta pikiran, pertanyaan dan jawaban dari siswa selanjutnya dikumpulkan untuk kepentingan asessment.

Baca juga: Jigsaw: 8 Langkah Mudah Agar Seisi Kelas Meraih Sukses Belajar.

Itulah langkah-langkah model pembelajaran Simas Eric. Setidaknya ada 5 tujuan yang akan dicapai dalam menggunakan model ini:

  • Mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengambil keputusan dan manajemen waktu.
  • Memberi kesempatan siswa untuk merasakan kebebasan dalam pembelajaran dengan cara menggali sendiri materi yang belum dikuasainya.
  • Meningkatkan keterampilan-keterampilan pemecahan masalah, mulai dari bagaimana menemukan masalah, memecahkannya, lalu mengadministrasikannya dalam bentuk karya otentik.
  • Meningkatkan kemampuan belajar secara berkolaborasi dengan siswa lain dan dengan teman sekelas.
  • Membuka kreatifitas siswa untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan.

Bahan bacaan:

  1. Ericka Darmawan dkk. Pengembangan Model Pembelajaran Simas Eric Menggunakan Learning Development Cycle.Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Malang (2015)
  2. Yuli Brasilita dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Simas Eric pada Jenis Kelamin Berbeda Terhadap Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Biologi di SMAN 6 Malang. Universitas Negeri Malang.
  3. Ika Dewi Sumiati dkk. Penerapan Model Pembelajaran Simas Eric dalam Mempengaruhi Retensi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI di SMAN 1 Malang. Universitas Negeri Malang (2016).

Demikian penjelasan singkat mengenai model pembelajaran Simas Eric. Melihat prosesnya yang memerlukan tingkat berpikir lebih tinggi, pembelajaran ini lebih sesuai untuk siswa tingkat menengah (SMP/SMA). Dan sebagai salah satu pembelajaran student centered, pembelajaran ini bisa dipilih agar siswa terbiasa belajar secara runtut dan sistematis.

Semoga bermanfaat.

Terima kasih telah mengunjungi lapak sederhana ini. Kehadiran dan dukungan Anda adalah penyemangat saya untuk terus menulis dan berbagi informasi tentang pendidikan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.