Panduan Menulis Ijazah Bagi Anda yang Baru Pertama Kali
Salah satu tugas sekolah di akhir tahun pelajaran adalah mengisi ijasah milik siswa yang akan diluluskan. Semua tahu ini pekerjaan penting yang tak bisa disepelekan. Sebab ijasah hanya diterbitkan satu kali, tidak boleh ada salah tulis, serta menentukan masa depan siswa.
Apakah anda ditunjuk mengeksekusi tugas ini?
Selamat. Artinya ada salah satu kelebihan anda yang diakui. Minimal punya tulisan rapi. Masih banyak di luar sana sekolah yang mempercayakan penulisan ijasah pada orang luar. Membayar pada jasa penulisan ijazah, atau menitipkan pada guru di sekolah lain. Aneh, apakah memang tidak ada satupun guru di sekolah itu yang mampu? Padahal guru itu pekerjaannya menulis.
Saya setuju kalau menulis ijazah itu soal pengalaman. Serapi apapun tulisan anda kalau masih pertama kali pasti merasa gugup. Begitu pegang pulpen siap menulis, lalu ingat yang anda hadapi dokumen penting, tiba-tiba jari terasa berat menulis huruf pertama. Keringat dingin mulai keluar hingga membuat anda harus mengumpulkan lagi keberanian.
… itu wajar.
Itu pula yang saya rasakan ketika pertama kali menerima tugas ini. Dan tahun ini adalah untuk kali ketiga saya melakukannya. Saat perdana dulu, perlu waktu cukup banyak untuk mengumpulkan keberanian menulis kata pertama. Penyebabnya seperti di atas, takut ada salah tulis. Di tahun kedua, semua terasa lebih mudah. Karena pada juknis hampir tidak ada perubahan tiap tahunnya.
Persiapan Sebelum Menulis Ijazah
Tidak ada persiapan khusus yang penting disiapkan sebelum mulai menulis. Anda mungkin disarankan menulis pakai pensil dulu yang tipis demi menghindari kesalahan. Saya memilih menghindarinya. Sebab setelah pensil dihapus menurut saya meninggalkan bekas yang kurang rapi. Mungkin itu karena jenis kertas ijazahnya.
Namun jika anda berniat melakukannya, pastikan memilih pensil berkualitas jelek. Sebab pensil jenis ini akan menghasilkan tulisan yang tipis dan agak blur. Sehingga nanti setelah dihapus tidak ada bekas yang terlihat.
Selain itu ada juga yang menyarankan memakai dua penggaris di antara tulisan. Ini memang menjadikan tulisan kita lurus atas-bawah. Tapi lagi--lagi saya juga melalaikannya. Karena itu membatasi kebebasan dalam menulis. Dan inipun hanya pilihan. Kalau sebelumnya anda pernah pakai teknik ini dan berhasil, silahkan memakai. Tapi kalau belum, lebih baik menghindarinya.
Jadi, persiapan seperti di atas tidak saya pakai. Saya memilih mempersiapkan 4 hal ini.
1. Blangko contoh ijazah yang terisi data lengkap
Lebih baik hindari data yang terpisah-pisah kalau sudah mau menulis ijazah. Seperti nama melihat di akta kelahiran, nilai melihat lembaran lain, nomor ujian di lainnya lagi. Takutnya tidak fokus sehingga menyebabkan salah input.
Untuk itu, cetaklah satu lembar contoh ijazah yang sudah terisi data lengkap siswa (lihat gambar bawah). Aplikasi olah nilai ijazah seperti ini banyak tersebar di internet. Anda bisa mencarinya dengan mudah.
2. Pulpen terbaik
Tidak ada anjuran pulpen merk apa yang terbaik dipakai menulis ijazah. Pun dengan ukurannya. Di dalam juknis hanya tertera begini,
". . . ditulis dengan huruf yang benar, jelas, rapi, bersih, dan mudah dibaca memakai tinta hitam yang tidak mudah luntur dan tidak mudah dihapus”
Jadi anda bisa mengira-ngira sendiri berapa ukuran yang pas serta pulpen jenis apa yang tepat. Kalau saya memakai Drawing Pen DR ukuran 0.5 untuk menulis nama siswa di bagian depan ijazah, ukuran 0.3 untuk nama siswa bagian belakang ijazah dan nama kepala sekolah, dan ukuran 0.2 untuk selainnya.
3. Waktu, tempat, suasana
Tiga hal itu menurut saya penting direncanakan sebelum menulis ijazah. Fokus serta konsentrasi menulis ditentukan oleh kapan anda menulisnya, dimana tempatnya, serta bagaimana suasana sekitar anda.
Tiap orang berbeda, jadi anda bisa menentukan sendiri. Namun kalau bisa hindari menulis ijazah di sekolah. Apalagi saat jam mengajar. Memaksakan diri menulis di sela-sela mengajar akan beresiko pecah konsentrasi. Akibatnya anda berpotensi besar salah dalam penulisan. Tidak ada bedanya sekalipun anda menyendiri dalam satu ruangan.
Sebaiknya memilih saat-saat yang tenang di rumah, saat tidak ada pekerjaan lain yang perlu anda pikirkan, serta tidak ada yang mengganggu anda.
4. Mental dan kepercayaan diri
Nah, ini yang penting dari semuanya. Memang butuh waktu, tapi yakinkan diri anda begitu muncul rasa was-was, takut salah. Anda dipercaya, berarti anda mampu. Toh kalau salah, itu bukan tanpa solusi. Memang harus menunggu beberapa waktu untuk mendapat blangko baru, dan penyerahan ijazah terpaksa ditangguhkan. Tapi memang perlu ada jaminan kepada anda jika memang tanpa sengaja salah tulis. Siapapun bisa salah dalam tugas ini.
Bagaimana jika terlanjur ada kesalahan?
Jika ternyata salah dalam menulis ijazah, cobalah teliti kembali apakah masih bisa dibetulkan. Saya pernah sekali salah menulis angka 8, waktu itu saya tulis 9. Namun keringat dingin saya kering setelah tahu kesalahan itu masih bisa diperbaiki. Kedua angka itu mirip, jadi masih bisa dibenahi.
Namun itu hanya beruntung saja. Kalau memang ada kesalahan yang tidak mungkin diperbaiki, segera berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk proses pengajuan blangko baru. Sembari menerbitkan surat keterangan oleh kepala sekolah untuk keperluan siswa mendaftar ke sekolah baru.
Bagaimana dengan cairan peluntur atau penghapus tinta? Jujur saya belum pernah mencoba. Dan memang tidak tertarik mencoba karena berharap tidak pernah ada masalah dalam penulisan ijazah yang saya kerjakan.
Baiklah, itu saja pengalaman yang bisa saya bagikan kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi anda yang kebetulan mendapat mandat menulis ijazah. Kebanggaan patutlah anda rasakan. Sebab anda tulisan tangan anda terpatri dalam dokumen penting siswa, serta (mungkin) menjadi bagian penting dalam perjalanan hidungnya. Di samping itu, pasti ada juga “uang lelah” yang anda peroleh dari pekerjaan ini.
Selamat menulis . . .
Gabung dalam percakapan