Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional
Telah kita ketahui bersama bahwa ujian nasional (UN) atau ujian sekolah berstandar nasional (USBN) tidak lagi diberlakukan dan pada tahun ini resmi diterapkan Asesmen Nasional (UN). Apakah UN dan AN itu memang sama atau sama sekali berbeda?
Saat ini, masih banyak warga pendidikan khususnya orang tua dan siswa yang belum memahami esensi dari AN. Beberapa menganggap kedua jenis penilaian itu sama dan hanya berganti istilah saja.
Situasi yang sangat wajar, mengingat momen dihapusnya UN langsung diikuti dengan diluncurkannya AN. Selain itu, informasi yang diperoleh orang tua/siswa sangat bergantung pada informasi dari guru di sekolah. Sedangkan pemahaman sekolah juga tergantung masing-masing, apakah aktif mengikuti sosialisasi yang diadakan Kemendikbud melalui webinar/diklat atau tidak responsif sama sekali.
Berdasarkan sosialisasi dari Kemendikbud lewat situs resmi dan diklat/webinar yang sudah diadakan, dapat disimpulkan bahwa Asesmen Nasional (AN) berbeda dengan Ujian Nasional (UN). Meskipun AN digagas setelah dihapusnya UN, tetapi keduanya tidak saling menggantikan karena ada beberapa perbedaan mendasar.
Apa saja perbedaan antara Asesmen Nasional dan Ujian Nasional?
1. Tujuan
Pelaksanaan ujian nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. Sedangkan Asesmen Nasional bertujuan untuk pemetaan dan perbaikan mutu pendidikan secara nasional.
Dari tujuan di atas, bisa kita pahami hasil AN tidak memiliki konsekuensi apapun terhadap proses belajar siswa, karena sekolah akan diberikan umpan balik untuk tindak lanjut ke depan. Ini berbeda dengan UN yang menjadi salah satu faktor penentu kelulusan siswa sekaligus pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
2. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam UN adalah tes tulis berbentuk pilihan ganda dan uraian sejumlah mata pelajaran yang diujikan. Sedangkan dalam AN menerapkan 3 instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi dan Numerasi), Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar.
Model soal pada AN lebih bervariasi yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian dan uraian (essay).
3. Metode
Pelaksanaan UN menggunakaan metode kertas dan pensil (UNKP) atau paper based test dan berbasis komputer (UNBK), sedangkan AN semuanya berbasis komputer dengan moda daring atau semi daring (ANBK).
Metode penilaian ANBK dan UNBK pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.
4. Sasaran
UN menggunakan metode sensus dimana seluruh siswa tingkat akhir di tiap jenjang wajib mengikutinya, sedangkan AN menggunakan metode survey dimana siswa kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA yang terpilih secara acak yang akan mengikuti. Selain siswa, guru juga wajib mengikuti AN khusus untuk survey lingkungan belajar.
Berdasarkan empat perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan dari UN menjadi AN bukanlah penggantian nama semata.
Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.
Gabung dalam percakapan