4 Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan SD/SMP

komponen kosp sd smp

Komponen KOSP SD SMP - Jika sebelumnya kita mengenal KTSP, saat ini kita menggunakan istilah KOSP. Perbedaan keduanya adalah pada kurikulum yang digunakan. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) digunakan oleh sekolah yang masih menerapkan K13, sedangkan KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) digunakan sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Karena ada banyak istilah baru dalam Kurikulum Merdeka, maka komponen di dalam KOSP pun berbeda dengan komponen KTSP. Apa saja komponen yang harus ada dalam dokumen KOSP?

KOSP sendiri memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan dan sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Agar bermakna, KOSP harus disusun/dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.

Berikut ini 4 komponen dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:

Komponen KOSP SD/MI dan SMP/MTs:

1. Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan.

Prinsip-prinsip Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar yaitu:

  • Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
  • Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan
  • Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan dokumentasi data
  • Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi

Cara Mengumpulkan Informasi Satuan Pendidikan

Ada beberapa pilihan cara untuk mengumpulkan informasi, seperti kuesioner, wawancara, diskusi kelompok terarah, observasi, maupun menggunakan data lain seperti dari rapor pendidikan.

  • Kuesioner, dengan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang dibutuhkan.
  • Wawancara, untuk mendapatkan data secara langsung.
  • Diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dengan mengundang perwakilan dari seluruh warga satuan pendidikan dan tokoh masyarakat.
  • Observasi
  • Rapor pendidikan, terkait mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja guru dan tenaga kependidikan, mutu dan relevansi pembelajaran.

Beberapa alat yang dapat digunakan untuk menganalisis informasi:

  • Analisis SWOT
  • Root Cause
  • Fish Bone

Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar:

  • Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
  • Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
  • Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
  • Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai profil Pelajar Pancasila?

Pilihan Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Ada beberapa pilihan yang bisa digunakan dalam menganalisis karakteristik sekolah, yaitu:

Pilihan 1 : Analisis kekuatan dan perbaikan dari satuan pendidikan dalam ranah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran.

Data yang disiapkan dalam melakukan analisis dapat menggunakan rapor pendidikan dan hasil observasi pembelajaran.

Pertanyaan pemantik:

  • Apa yang sudah berjalan dengan baik?
  • Apa pencapaian yang sudah pernah satuan pendidikan raih?
  • Apa rencana yang belum tercapai?
  • Apa yang membuatnya belum dapat tercapai?
  • Apa strategi yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan?

Pilihan 2 : Analisis kekuatan dan perbaikan dari satuan pendidikan dalam ranah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dengan mempertimbangkan sudut pandang peserta didik.

Data yang digunakan meliputi rapor Pendidikan, hasil observasi, dan hasil diskusi dengan pendidik dan tenaga kependidikan.

Pertanyaan pemantik:

  • Apa program/kegiatan/aspek yang menunjukkan keterlibatan tinggi dari peserta didik?
  • Apa kesulitan yang dialami oleh peserta didik?
  • Bagaimana kompetensi pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran?
  • Bagaimana keterlibatan orangtua dalam proses pembelajaran peserta didik?

Pilihan 3 : Analisis kekuatan dan perbaikan di dalam satuan pendidikan dengan mempertimbangkan sudut pandang peserta didik dan orangtua.

Seperti pilihan 2, data yang perlu disiapkan yaitu rapor pendidikan, hasil observasi, dan masukan dari pendidik, peserta didik dan orangtua.

Pertanyaan pemantik:

  • Bagaimana pencapaian satuan pendidikan saat ini?
  • Apa kekuatan sekolah yang harus ditonjolkan?
  • Apa pembelajaran terpenting yang peserta didik dapatkan selama belajar di satuan pendidikan?

Pilihan 4 : Analisis kekuatan dan perbaikan di dalam satuan pendidikan serta kesempatan dan ancaman terhadap satuan pendidikan dengan mempertimbangkan sudut pandang/masukan berbagai pemangku kepentingan.

Data yang diperlukan yaitu rapor pendidikan, hasil observasi pembelajaran, masukan pendidik, peserta didik, orangtua, mitra, visi-misi tujuan daerah setempat, dan data terkait informasi sistem, sumberdaya, fasilitas dan mitra yang tersedia.

Pertanyaan pemantik:

  • Apakah ada sumber daya dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan dalam proses belajar?
  • Apa visi misi dan tujuan daerah?
  • Siapa saja pihak yang dapat dilibatkan untuk mendukung program satuan pendidikan?

2. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi, misi, dan tujuan menjadi referensi arah pengembangan dan menunjukkan prioritas satuan pendidikan.

Merumuskan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan merupakan langkah awal yang sangat penting sebagai acuan utama dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. Untuk satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan harus berpusat pada peserta didik.

Visi

Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.

  • Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh satuan pendidikan.
  • Visi harus dapat memberikan panduan/arahan serta motivasi.
  • Visi juga harus tampak realistis, kredibel dan atraktif. Sebaiknya mudah dipahami, relatif singkat, ideal dan berfokus pada mutu, serta memotivasi setiap pemangku kepentingan.

Misi

Misi adalah pernyataan bagaimana satuan pendidikan mencapai visi, yang ditetapkan untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.

  • Pernyataan misi menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan.
  • Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan tindakan, bukan kalimat yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada rumusan visi.
  • Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi.
  • Misi menggambarkan upaya bersama yang berorientasi kepada peserta didik.

Tujuan

Tujuan adalah gambaran hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu oleh setiap satuan pendidikan atau program keahlian dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan prinsip yang sudah ditetapkan.

  • Tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi dan nilai-nilai satuan pendidikan.
  • Tujuan fokus pada hasil yang diinginkan pada peserta didik
  • Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu (SMART). Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi.

3. Pengorganisasian Pembelajaran

Berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022, struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Bentuk Struktur Kurikulum

Intrakurikuler Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok).
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kegiatan projek profil dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase.
Ekstrakurikuler Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan

Pengaturan Waktu Belajar

Pengaturan cara penghantaran (per mata pelajaran, tematik integratif, unit inkuiri, dll.) akan mempengaruhi sekolah dalam mengelola waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya.

Model di bawah ini tidak harus dipilih salah satu, akan tetapi bisa juga dikombinasikan. Misalnya dengan menggunakan sistem terintegrasi dan blocking secara bersamaan atau mengkombinasikan ketiga model.

Model Berbasis Mata Pelajaran Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.
Model Berbasis Integratif Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching). Guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatupembelajaran yang terpadu.
Model Berbasis Blok Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokan.
Model Tematik Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menanungi kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. SD/MI dapat mengorganisasikanmuatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik

4. Perencanaan Pembelajaran

Rencana pembelajaran meliputi ruang lingkup satuan pendidikan (penyusunan silabus atau ATP) dan ruang lingkup kelas (penyusunan perencanaan pembelajaran/RPP/Modul Ajar).

Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup satuan pendidikan seperti silabus atau alur pembelajaran/unit mapping lengkap dengan gambaran besar asesmen dan sumber belajar yang mencakup kegiatan intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila, serta program prioritas satuan pendidikan

Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)/Modul Ajar (MA) atau rencana kegiatan lainnya. Untuk dokumentasi rencana pembelajaran ini, satuan pendidikan cukup melampirkan beberapa contoh RPP/MA atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.

Dalam menyusun perangkat ajar untuk suatu mata pelajaran, satuan pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Memahami Capaian Pembelajaran
    Capaian pembelajaran (CP) ditetapkan oleh pemerintah dan disusun dalam fase-fase.
  2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
    Tujuan pembelajaran bersifat operasional dan konkret. Perumusan tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dan ingkup materi.
  3. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
    Alur pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Prinsip penyusunan ATP: esensial, berkesinambungan, kontekstual, sederhana.
  4. Merancang Pembelajaran
    Memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, langkah kegiatan, dan asesmen untuk memeriksa apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa.

Berikut ini beberapa pilihan dalam merencanakan pembelajaran, disesuaikan dengan kesiapan dan kondisi satuan pendidikan:

Pilihan 1 Menggunakan inspirasi dokumen perencanaan pembelajaran, seperti ATP, perangkat ajar dan diakhiri dengan refleksi pembelajaran.
Pilihan 2 Melakukan modifikasi terhadap dokumen perencanaan pembelajaran berdasarkan inspirasi yang ada seperti ATP dan perangkat ajar. Modifikasi dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi satuan pendidikan.
Pilihan 3 Mengembangkan dokumen, seperti ATP dan perangkat ajar berdasarkan refleksi yang telah dilakukan dan pencarian sumber-sumber lain yang diperoleh tanpa mengabaikan prisip penyusunan.
Pilihan 4 Mengembangkan dokumen perencanaan pembelajaran, seperti ATP dan perangkat ajar yang kontekstual dan bervariasi,serta dapat menginspirasi untuk dapat diterapkan satuan pendidikan lainnya dan dapat memanfaatkan teknologi agar pembelajaran lebih inovatif.

Demikianlah empat komponen kurikulum operasional satuan Pendidikan. Dari keempatnya, ada yang harus ditinjau tiap tahun dan ada ditinjau tiap 4-5 tahun. Komponen nomer 3 dan 4 (pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran) ditinjau setiap tahun, sedangkan komponen nomer 1 dan 2 (analisis karakteristik dan visi, misi, tujuan) ditinjau tiap 4-5 tahun.

Terima kasih telah mengunjungi lapak sederhana ini. Kehadiran dan dukungan Anda adalah penyemangat saya untuk terus menulis dan berbagi informasi tentang pendidikan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.