Inilah 4 Tokoh Penting di Bidang IPTEK dan Sains
Perkembangan teknologi modern tidak bisa dipisahkan dari kontribusi visioner tokoh yang mendedikasikan hidup mereka untuk merancang masa depan. Melalui dedikasi mereka yang tanpa henti terhadap keunggulan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan, mereka telah membuka jalan bagi solusi inovatif untuk tantangan kompleks zaman ini.
Dalam bidang riset dan inovasi, tokoh-tokoh ini menjadi salah satu pionir dalam mewujudkan visi untuk mengangkat Indonesia sebagai pemain utama di tingkat nasional maupun global.
Yuk, kenali tokoh-tokoh inspiratif di bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sains berikut ini.
B.J. Habibie (25 Juni 1936 - 11 September 2019)
Prof. Dr. Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie dikenal sebagai intelektual internasional dalam bidang teknologi atas pemikiran, komitmen, dan dedikasinya dalam upaya memajukan IPTEK di Indonesia. Beliau adalah Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) dari tahun 1978 hingga Maret 1998.. Pada 21 Mei 1998, Habibie diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia hingga 20 Oktober 1999.
Habibie terdorong untuk membuat pesawat terbang agar setiap daerah kepulauan di Indonesia dapat terkoneksi melalui udara. Pesawat pertama buatan Indonesia ini diberi nama pesawat N250 Gatotkaca. Pesawat ini melakukan penerbangan perdana pada 10 Agustus 1995 di langit Bandung dan disaksikan langsung oleh Presiden Soeharto. Penerbangan ini diabadikan menjadi penanda dari Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
Habibie merupakan salah satu pencetus Habibie Award yang diselenggarakan pertama kali tahun 1999 oleh Yayasan SDM Iptek. Tahun 2020, Habibie Award beralih nama menjadi Habibie Prize. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh, ilmuwan, serta pakar yang memberikan kontribusi dalam upaya penemuan, pengembangan, dan penyebarluasan terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat. Penghargaan ini juga sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Habibie.
Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo (13 Maret 1906 - 10 Oktober 1983)
Ilmuwan Indonesia terkemuka yang berperan penting dalam pembangunan institusi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ia memiliki minat luas dalam ilmu pengetahuan yang tercermin dalam karyanya yang mencakup berbagai topik mulai dari kesehatan ibu dan anak, pangan, sumber daya alam, hingga Pertahanan Nasional.
Sarwono menamatkan Europeesche Lagere School (ELS) pada 1919. la kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah dokter STOVIA Sarwono lantas menambah pengetahuannya di Geneeskundige Hogeschool te Batavia tahun 1937, sebuah sekolah tinggi kedokteran di Jakarta.
Selain itu, Sarwono berkontribusi pada pembentukan berbagai lembaga kesehatan, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Dengan mengambil spesialis kebidanan dan kandungan, Sarwono menjadi pionir ilmu kebidanan di Indonesia.
Sejak 2001, Sarwono Award dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture telah diselenggarakan sebagai apresiasi bagi para ilmuwan. Nama Sarwono digunakan sebagai penghormatan atas jasa-jasa Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan Indonesia. Penyelenggaraan acara ini sebagai bentuk kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gerrit Augustinus Siwabessy (19 Agustus 1914 - 11 November 1982)
Prof. dr. Gerrit Augustinus Siwabessy adalah seorang dokter yang mendalami ilmu radiologi. Dia sangat aktif terlibat dalam kemajuan nuklir sehingga dia memahami bahwa nuklir dapat digunakan untuk berbagai tujuan, bukan hanya untuk peperangan, tetapi juga untuk bidang kesehatan dan pertanian.
Kemampuan dan ketekunannya mendorong Presiden Soekarno untuk menunjuknya sebagai Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional pertama. Pada tahun 1965, dia diangkat menjadi Menteri BATAN, yang sekarang merupakan bagian dari BRIN. Pada 1966, Siwabessy ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia hingga tahun 1978. Nama Siwabessy akhirnya diabadikan sebagai reaktor riset terbesar di Indonesia dan salah satu yang paling terkenal di Asia.
G.A. Siwabessy Memorial Lecture dan Siwabessy Award merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa Siwabessy sebagai Bapak Atom Indonesia terhadap perkembangan kenukliran. Lecture Memorial Siwabessy adalah penghargaan lifetime achievement yang diberikan kepada individu yang telah berkontribusi dan menyumbang kepada bangsa dan negara di bidang nuklir.
Nurtanio Pringgoadisuryo (3 Desember 1923 - 21 Maret 1966)
Marsekal Muda TNI (Anm.) Nurtanio Pringgo Adisuryo, perintis industri penerbangan Indonesia. Bersama Wiweko Soepono ia membuat glider zogling, pesawat tanpa mesin bernama NWG-1 Nurtanio-Wiweko-Glider pada 1947. Pada tahun 1948, Yum Sumarsono bergabung dengan Nurtanio, membentuk Tiga Serangkai.
Mereka berhasil menciptakan pesawat eksperimental, Well-X-Rig-1. Nurtanio kemudian mengembangkan pesawat lain seperti Sikumbang-1, Sikumbang-2, dan Belalang. Namanya berasal dari industri pesawat terbang pertama yang dimiliki Indonesia di Asia Tenggara, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (kini PT Dirgantara Indonesia).
Nurtanio Award dan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture merupakan salah satu bentuk apresiasi kepada insan, tokoh, ilmuwan dan pakar (perusahaan, industri, akademisi, profesional) yang sudah menghasilkan berbagai prestasi maupun inovasi yang luar biasa dan menaruh perhatian khusus dalam dunia penerbangan dan antariksa di Indonesia.
Gabung dalam percakapan